Kamis, 23 Februari 2012

Syukuri—everything you get

Tiap manusia hidup di dunia dengan membawa nasibnya sendiri. Ada yang bernasib baik, nasib setengah2, nasib gag jelas,dan kawan2nya.
Tiap hari mengeluh, liat kanan kirinya punya barang bagus, mewah n mahal, IP nya mengerikan sampai susah dinalar, pacarnya super duper keren—duh memang berat, sedangkan jika diri ini tak sanggup berbuat apapun untuk mendapatkannya. Yang jelas sih usaha. Ya, itu pasti. Dengan disertai doa—wah always kalau itu. Malah kadang cuma ngandalin doa doank :D .
Yah, it’s life..wajar kalau hidup di dunia rawan kengirian,jealous,dan tindakan lainnya. Tidak heran kalau banyak tindak kejahatan—apapun bentuknya itu dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan n diidam-idamkan.
Kalau masalah barang bagus sih ya realistis aja. Kalau doku cukup—mungkin bisa. Tapi juga gag lupa mempertimbangkan barang tersebut memang benar2 ‘butuh’ atau sekedar ‘ingin’?  if it’s very urgent for us but we have not enough money—ya kembali lagi harus ngempet dah..hehe. Bisa sih siapkan jurus merayu orang tua (ya semoga aja ortu lagi baek hati) kalau tidak mungkin harus balik ke kebiasaan masa kecil kita yang turun temurun diajarkan oleh para pendahulu kita. Yaps, MENABUNG. Menabung bisa jadi cara efektif untuk menyisihkan uang kita, itung2 penghematan juga kan? Kegiatan ini emang sangat melatih kesabaran, gimana enggak—kalau duit baru ngumpul dikit aja udah kita ambil banyak, ya kapan bisa jadi penabung sukses :D. Tapi jangan khawatir selama uang yang ditabungkan halal adanya (bukan hasil nyopet dan tindak kejahatan lain) pasti Allah akan senantiasa melebihkan rezeki kita. Amiiiin :)
Masalah akademis memang patut kita perhitungkan karena menyangkut masa depan. Khusus masalah IP yang gag naik2 sih harus nyalahin siapa ya?hehe. Banyak persen adalah kesalahan kita sendiri, sisanya penilaian dosen, salah sistem, n nasib. Tak bisa dipungkiri banyak pepatah mengatakan ‘posisi menentukan prestasi’. Sekilas sih cuma sekedar kata2 biasa, tapi setelah diterawang lebih dalam faktor tersebut memang begitu menentukan. Setiap ujian sih pasti ada kecurangan—yah itu wajar. Tapi yah itu kembali ke masing2 individu. Kalau usaha yang dilakukan cuma bisa dengan kecurangan—yah itu kan usaha juga,biarlah biar Allah yang membalas.hahaha (kejam—ampun ya Allah). Do the best. Yang terbaik.
Gag punya pacar, malming galau, kemana-mana sendirian, nangis di kamar? Aduh gag jaman kalee’.Kenapa ya jomblo harus identik dengan melankolis?. Jomblo seharusnya bahagia. Because jomblo is one way to get freedom. Biarkan saja teman-teman kita sudah punya momongan—eh pasangan sendiri2. Kalau mereka bahagia kan kita turut bahagia juga, kenapa juga harus dipusingkan. Jomblo itu gag harus keluar duit buat beli ini itu—hadiah kan bisa diberikan ke ortu or temen kita, syukur2 mereka yang ngasih ke kita :D (terlalu berharap). Memang sih kalau punya pacar bisa jadi nambah semangat melakukan aktivitas—tapi apa harus pacar??. Silakan dikaji sendiri. Kebahagiaan masing2 orang memang punya tolak ukur yang berbeda-beda.
Syukuri saja apa yang kau punya sekarang, lihatlah kepada mereka yang kurang beruntung yang kurang bernasib baik seperti kita. Rasa ikhlas memang terkadang sulit sekali—but impossible is nothing, Allah pasti akan tunjukkan jalan terbaik untuk kita. Tinggal bagaimana kita sendiri menyikapinya. Alangkah bahagianya hidup ini jika kita senantiasa bersyukur :).